Sistemkami menemukan 25 jawaban utk pertanyaan TTS kurang percaya terhadapa kejujuran seseorang. Kami mengumpulkan soal dan jawaban dari TTS (Teka Teki Silang) populer yang biasa muncul di koran Kompas, Jawa Pos, koran Tempo, dll. Kami memiliki database lebih dari 122 ribu. Masukkan juga jumlah kata dan atau huruf yang sudah diketahui untuk 1 Percaya diri bisa mengendalikan berbagai hal. 2. Percaya diri bisa membuat hidup lebih menyenangkan. 3. Percaya diri membuat diri sendiri menjadi lebih yakin. 4. Percaya diri bisa meningkatkan kemampuan belajar. 5. Sebaliknya seseorang dengan rasa harga diri yang rendah mungkin cukup puas dengan pekerjaan bertingkat rendah, kurang percaya diri akan kemampuannya, dan lebih berfokus pada imbalan ekstrinsik (bersifat berwujud dan bisa diamati, seperti gaji, promosi pekerjaan, dan sebagainya). jika kita menjunjung tinggi kejujuran dan integritas, kita Haltersebut juga bisa dijadikan contoh pada murid untuk selalu berperilaku jujur dan tidak malu mengakui kesalahan. Hilangkan rasa gengsi, karena pembuka pada kesalahan menjadi salah satu cara menanamkan pendidikan karakter pada murid. siswa akan menjadi seseorang yang berani bertanggung jawab atas kesalahan yang dibuatnya. 5. Kurangpercaya diri yang membuat kurang bebas dalam berinteraksi yang kini di alami oleh seorang siswa yang bernama Nadiya Arsyira Fariza. kelas X IPS 2 di Madrasah Aliyah Bilingual junwangi Krian Sidoarjo. Nadiya merupakan anak bungsu dari dua bersaudara. Nadiya anak yang terbilang mG4N. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Kepercayaan adalah keyakinan atas kejujuran orang lainSetiap kita tentu pernah mempercayai orang lain. Entah karena orang itu baik; entah karena kita mencintainya atau pun kehadirannya selalu bermanfaat untuk kita. Perasaan itu umumnya kita ungkapkan dengan kata "i belive in you". Saya sendiri tentu pernah mempercayai orang lain bahkan itu sudah ada sebelum saya mampu mengucapkan "aku percaya padamu". Rasa kepercayaan itu timbul atas segala kebaikan yang saya terima. Orang pertama yang saya percayai itu adalah ibu saya karena dia adalah sumber kehidupan saya sejak awal Tuhan menganugerahkan kehidupan bagi saya. Tanpa perlu literasi yang hebat, tindakannya yang mengasuh saya dengan tulus menimbulkan kenyamanan bagi saya sehingga saya percaya ini, saya melihat bahwa orang pada umumnya mengatakan kepercayaan pada orang lain tanpa jelas memahami maknanya. Orang menyatakan kepercayaan pada orang lain dari pandangan subyektif tanpa mengenal sosok itu lebih dalam. Alhasil, banyak yang tertipu. Orang hanya melihat penampilan dari luarnya saja tanpa mengetahui secara penuh siapa satu contohnya adalah pengalaman saya bersama teman saya dalam pertemuan dengan seorang bisnis man yang membahas sebuah bisnis jaringan di sebuah kafe. Pada pertemuan pertama ini, teman saya sudah sangat kagum melihat si-pebisnis karena penampilannya yang sangat elegan. Tuxedo dan dasi keren yang melapisi tubuhnya membuat teman saya sudah sangat percaya padanya meskipun belum menjelaskan maksud pertemuan. Kemudian si-pebisnis mulai memperkenalkan kepada kami sistem bisnis jaringan yang ditawarkan. Tanpa memahami secara jelas, teman saya langsung menyetujui kerja sama dengannya. Pada kesempatan itu, saya menolak tawaran kerja sama itu karena saya kurang memahami dan melihat bahwa rutinitas saya yang padat. setelah sebulan berlalu, saya melihat teman saya yang mulai tidak teratur hidupnya. Dia yang biasanya bangun lebih awal menjadi sering bangun terlambat yang membuat pekerjaan utamanya tidak beres. saya bertanya kepadanya "Bro... kenapa makin hari kamu makin tidak teratur lagi? padahal biasanya kamu lebih disiplin. "saya bingung bro. sepertinya saya sudah tertipu dengan pebisnis yang bersama kita di kafe bulan lau." jawabnya. saya heran, karena dulu dia kelihatannya senang dengan bisnis itu. "kenapa rupanya dengan bisnis itu bro?" tanya saya pelan sambil keheranan. "saya tertipu bro. saya sudah sempat menanamkan modal dan bekerja sama dengan bisnisnya. padahal sampai sekarang saya tidak beroleh hasilnya. kosong. tidak ada apa-apa padahal sudah sebulan". jawabnya dengan mulai lemas. Saya mencoba menenangkannya agar tidak terlalu sedih. " Itulah bro. sejak awal saya juga tidak terlalu percaya karena kurang tahu bagaimana penjelasannya bro. lebih baik kamu ikhlaskan lah uangmu itu dan kerjakanlah pekerjaan utamamu di perusahaan kita. itu lebih baik daripada kamu bekerja tidak ada hasilnya malah makin memboroskan waktumu." "Terimakasih bro. semoga ini kali pertama dan terakhir saya tertipu oleh penampilan dan kefasihan berbicara orang lain."Dari peristiwa ini, tersengkap bahwa kepercayaan terhadap orang lain bukan soal penampilan atau pun kehebatan seseorang membuat percaya padanya, melainkan keyakinan atas kejujuran orang lain. Penampilan kadang bukan membuat kita merasa percaya tetapi malah membuat kita tertipu. Maka, jangan terlalu mudah untuk percaya terhadap orang lain sebelum tahu kebenarannya Bermanfaat. Lihat Humaniora Selengkapnya Dalam kehidupan sehari-hari tentunya kita sering sekali mendengar masalah yang berhubungan dengan kejujuran dan kepercayaan. Di mana kedua sifat ini sebenarnya berhubungan erat yang tidak bisa kita pisahkan. Setiap orang juga seharusnya memiliki dua sifat ini dalam diri mereka dan wajib banget untuk dijaga. Karena ketika salah satu dari sifat ini hilang dalam diri kamu, maka inilah awal dari permasalahan itu dimiliiki oleh setiap orang dan seharusnya selalu dijaga kejujuran ini. Karena dengan kejujuran lah, maka kamu akan dipercaya oleh orang lain. Kamu tidak akan bisa berbuat lebih jauh apabila orang lain telah hilang kepercayaannya terhadap diri kamu. Apapun yang kamu lakukan dan ucapkan padahal itu benar, bisa saja salah di mata orang lain. Toh, kalau kamu jujur saja orang lain belum tentu bisa percaya, apalagi kalau dirimu sudah tidak dipercayai oleh orang pun sebaliknya, ketika kamu sudah tidak percaya kepada seseorang, maka ini pasti akan berlanjut dan justru akan bertahan lama. Walau kamu kembali memercayainya, pastilah ada catatan tambahan di dalam benak kamu tentang dirinya. Seperti yang sering didengar bahwa kepercayaan itu bak gelas kaca. Ketika gelas tersebut pecah, walau mungkin bisa disatukan kembali, namun gelas itu sudahlah tidak sempurna, pasti masih terlihat bekas kita ambil contoh terdapat 2 orang saja, di mana mereka saling memiliki kejujuran dan kepercayaan terhadap pihak lainnya. Namun, suatu saat ketika harus berbohong dan melakukan ketidakjujuran yang kemudian faktanya terungkap. Pihak yang dibohongi pasti merasakan kecewa yang sangat berat, seberapa kecil pun kebohongan yang dilakukan. Alhasil, ini pun otomatis hukum timbal baliknya, yaitu ketidakpercayaannya terhadap pihak yang berbohong pasti berkurang, bahkan parahnya bisa menjadi suatu hidup tidak selalu memberikan kita kesempatan untuk menebus dosa atas kesalahan yang kita lakukan. Wajib hukumnya untuk mempertimbangkan secara matang perbuatan atau ucapan tersebut sebelum kamu melakukannya bila kamu tidak ingin kehilangan kepercayaan orang lain terhadap diri kamu. Ingat, walau ada kesempatan untuk menebus dosa tersebut, gelas kaca yang pernah pecah itu tetap tidak akan kembali seperti sedia ada kalanya kita berbohong demi kebaikan seseorang, tapi yang namanya berbohong, pastilah tetap ada efeknya. Mungkin kita mengira berbohong akan lebih baik daripada orang yang bersangkutan mengetahui hal yang sebenarnya. Tapi, orang yang bersangkutan itu memiliki hak untuk tahu apa yang terjadi pada dirinya. Menyalahi haknya, ketika suatu saat dia bisa memaklumi pun, dia pasti akan tahu bahwa kamu adalah orang yang rela menderita demi menutupi sesuatu hal yang buruk. Walau dia mungkin tidak akan kecewa, tapi pastinya akan sedih. Sedih melihat kamu yang berkorban, sedangkan dirinya tidak tahu apa yang sebenarnya terkadang juga sering kali terjadi hanya karena asumsi. Asumsi orang lain terhadap seseorang. Kenapa bisa berasumsi seperti itu? Mungkin kamu tidak pernah berbohong kepada orang tersebut, tapi namanya orang itu paling sering berasumsi. Dimana dia selalu merasa dia lah yang benar. Nah, kalau ketemu orang yang sering berasumsi dengan level seperti ini, tidak perlu kamu ragukan lagi, pastinya diri kamu sendiri juga tidak memiliki kepercayaan lagi kepada orang tersebut, benar gak?Dari hal-hal yang disebutkan di atas, terlihat dengan jelas bahwa kejujuran dan kepercayaan adalah 2 dua hal yang berhubungan timbal balik yang sangat erat. Jagalah kualitas diri kamu dengan kejujuran dan kepercayaan ini, juga jangan menjadi pembohong dan orang yang berasumsi. Pertimbangkan keduanya dengan timbangan yang setara dan tidak berat sebelah ya… “Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

kurang percaya terhadap kejujuran seseorang